Tanggal Rilis : 25 December 2009 (Indonesia)
Jenis Film : Comedy | Drama | Musical
Diperankan Oleh : Aamir Khan, Madhavan and Mona Singh

Ringkasan Cerita FILM 3 IDIOTS (2009) :

FILM 3 IDIOTS “Hidup adalah sebuah perlombaan, jika Anda tidak cukup cepat, maka Anda akan diinjak-injak,” begitulah pesan rektor Viru Sahastrabudhhe (boman Irani) saat menyambut para mahasiswa baru di kampus ICE. Di India 2.0, ada sebuah tradisi bahwa setiap anak yang baru lahir akan langsung dicap untuk memiliki status. Jika anak laki-laki, maka ia harus menjadi insinyur, sementara jika anak perempuan maka harus menjadi seorang dokter. Taruhannya sangat tinggi, siswa yang orangtuanya mengorbankan segalanya untuk pendidikan, diharapkan mencapai puncak kesuksesan.

Sayangnya, ada tiga siswa cerdas yakni Farhan (R. Madhavan), Raju (Sharman Joshi) dan Rancho (Aamir Khan) yang menyadari bahwa masa depan mereka tidak benar-benar tertulis dalam buku-buku teknik. Yang lebih penting justru mengejar mimpi. Viru sendiri merupakan rektor yang ortodoks, kolot, keras kepala, tak punya belas kasihan. Alhasil, ia jadi musuh bersama. Di tambah lagi dengan keberadaan Chatur Ramalingam, yang menyebalkan dan menghalalkan beragam cara untuk menjadi nomor satu di kampus.

Dalam satu kesempatan, Chatur dipermalukan Rancho di depan Viru dan teman-teman sekampusnya. Alhasil, Chatur menantang tak cuma Rancho tapi juga Farhan dan Raju bahwa 10 tahun ke depan, ia akan lebih sukses di banding mereka. Chatur benar, ia memang lebih sukses dari Raju dan farhan. Hanya saja tidak diketahui nasib Rancho. Chatur, Raju dan Farhan pun mencari keberadaan Rancho yang dianggap sebagai mahasiswa luar biasa di kampus.

 
Aku menonton film ini saat kuliah semester 1 di pelajaran LIP. Kenapa di pelajaran LIP dosennya mempersembahkan film ini? Jawabannya adalah karena LIP ini adalah mata kuliah tentang bagaiman kita menjadi guru, dan di film Taare Zameen Par (Seperti Bintang di Bumi) ini kita akan mendapatkan sebuah pelajaran bahwa murid itu ada bermacam-macam. Dan sebagai guru kita harus bisa membantu murid agar mereka bisa menerima pelajaran dengan baik.

Film ini bercerita tentang Ishaan sang tokoh utama kelas 3. Awalnya sang keluarga tidak mengetahui bahwa Ishaan adalah seorang idiot. Yang mereka tahu Ishaan ini begitu nakal seperti anak kecil lainnya. Saat menuju sekolah ia sempat mengambil ikan yg sangat kecil di got. Lalu di tengah hiruk pikuk bis sekolah ia memperhatikan ikan yang sangat kecil yang ia letakan di dalam botol. Airnya tidak terlalu bersih tapi bisa untuk melihat ikan kecil itu. Saat melihat ikan itu imajinasi Ihsaan berkembang. Ia hanyut dalam imajinasinya.

Setelah sampai rumah ia menumpahkan imajinasinya ke sebuah kertas. Ia begitu pandai menggambar. Gambarnya begitu bagus dan mengandung makna filosofis tersendiri. Tapi di setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan. Kekurangannya adalah ia tidak bisa membaca. Saat menatap sebuah tulisan, huruf-huruf itu berpencar dalam imajinasinya dan membuatnya sulit membaca. Ia juga sulit membedakan huruf. Saat menulis ia juga menuliskan huruf-huruf yang terbalik.

Orang tuanya harus nya mengajarkannya, dan guru-gurunya harusnya lebih memperhatikan dirinya sehingga ia bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Tapi masalah belum terselesaikan. Karena terus melakukan kesalahan, seperti pernah membolos sekali dan saat membolos ia mendapatkan inspirasi untuk melukis. Tapi setelah masalah sudah begitu sulit teratasi akhirnya Ihsaan dipindahkan ke sebuah asrama. Ihsaan tidak ingin tinggal di asrama, karena ia tidak bisa jauh dari orang tuanya.

Tapi akhirnya ia berada di asrama saat itu. Dengan malam yang begitu sepi, hanya bintang yang sanggup menemani. Guru-guru pun begitu galak dalam memperlakukan Ihsaan. Akhirnya ia berhenti menulis dan membaca. Ia membenci huruf. Kini ia juga sudah tidak melukis lagi, padahal sebagai permintaan maaf dan ingin menghibur Ihsaan sang kakak memberikan satu set cat air.

Ihsaan lebih memilih diam. Waktu pun berlalu, dan ada guru seni baru datang. Ia datang dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Ia datang ke kelas itu dengan menggunakan kostum dan mengajak muridnya bernyanyi dan menari bersama. Semua anak menari tapi hanya Ihsaan yang terdiam, menunduk dan tak bergerak. Sang guru tak memperhatikannya karena ia sibuk menari dan bernyanyi. Saat itu ia sedang sibuk menjadi tokoh yang di tonton bukan yang menonton.

Saat mata pelajarannya di minggu depan, ia menyuruh muridnya melukis seterah tergantung imajinasi yang ada dalam pikiran mereka. Tapi Ihsaan terdiam. Seharusnya pelajaran ini menyenangkan untuknya. Tapi ia sedang merasa kesulitan dan merasa begitu sedih jadi tidak bisa melukis hal yang ia sukai.

Sang guru (Aamir Khan) melihat kertas gambar Ihsaan yang kosong. Ia bertanya pada Ihsaan kenapa kertas gambarnya kosong. Tapi Ihsaan terdiam, tidak menjawab. Sang guru pun akhirnya melihat buku tugas Ihsaan yang penuh dengan nilai yang sangat jelek. Dan ia menyadari Ihsaan selalu menulis huruf dengan terbalik. Sang guru pun memberitahukannya kepada orang tua Ihsaan. Tapi ayah Ihsaan tidak menanggapinya. Menurutnya ini semua adalah sebuah kebohongan.

Tapi setelah dijelaskan panjang lebar orang tua Ihsan pun menerimanya. Sang guru pun akhirnya mengajarkan Ihsaan menulis dengan melukiskan huruf demi huruf. Awalnya Ihsaan menolak. Tapi akhirnya ia mulai melukis kembali. Dan akhirnya ia bisa membaca. Ternyata selain melukis kelebihan Ihsaan lainnya adalah ia bisa membuat mainan kapal-kapalan. Tapi ia terlalu pendiam mungkin karena ia pemalu dan tertutup.

Akhir sekolah,Sang guru menggelar acara lomba melukis. Acara ini dilakukan oleh guru serta seluruh murid. Guru kesenian pun ikut melukis. Ia melukis wajah Ihsaan. Tapi tetap saja pemenangnya adalah Ihsaan. Lalu film pun selesai dengan happy ending karena masalah Ihsaan e